Pages

Sabtu, 16 November 2013

Jujurlah pada Tempatnya


Assalamu'alaikum, annyeong haseyo yorobun~
Hari ini gue akan membahas topik mengenai kejujuran. Kenapa? Karena baru saja kemaren gue merasakan pahitnya sebuah kejujuran. Gue sering denger bahwa kejujuran adalah  segalanya, mau bagus kek mau jelek kek semuanya harus dikatakan dengan jujur. Setelah kejadian itu gue jadi berpikir, kenapa jujur itu perlu? Padahal jujur itu sakit mannn, sakit!

Memang kejadian kemaren itu merupakan kejadian yang amat menusuk hati gue. Saat lo telah melakukan hal terbaik yang lo bisa dan sisa tenaga yang lo punya, tapi yang lain dengan santainya bilang It's not good, I don't like it, It's seems I don't have any to like about, from this I got the worst only.. 
Mereka mungkin jujur tentang semua itu, tapi tanpa gue sangaka itu seperti pisau yang mencabik hati gue. Hati gue langsung bertanya, inikah yang gue dapatkan atas kerja keras gue? Hanya inikah? Suatu hal yang sangat pahit? Gue pengin nangis, tidak diragukan lagi GUE PENGIN NANGIS.. tapi, gue masih punya gengsi sebagai orang cool sehingga hal itu masih gue tahan.

Lalu pertanyaan yang lebih besar muncul di benak gue, apakah mereka tidak memikirkan gue dengan bicara seperti itu? Di depan banyak orang pula.. Gue mungkin tidak akan marah ataupun kecewa jika mereka langsung bicara ke gue empat mata mengenai keburukan dari hasil kerja gue itu, tapi mereka malah mengumumkannya di depan semua orang. Jujur aja, gue kecewa berat sama mereka~ Mereka yang selama proses diem diem ga pernah protes, gue pikir mereka fine fine aja, tapi di akhir gue merasa ditusuk dari belakang.. Sebel? Iya sebel! Kesel? Banget! Sedih? Lebih dari itu! 
Tapi mereka ga pernah nanya seperti itu sama gue, setelah kejadian itu mereka bersikap seperti biasa ke gue. Tapi gue nggak bisa nganggap biasa, gue tersakiti. Setiap kali gue mencoba ngobrol biasa dengan mereka, hati gue menangis dan menjerit 'tolong tanyakan bagaimana perasaan gue!', mereka benar-benar tidak memerhatikan gue. Miris!

Saat gue masih bertanya-tanya, mengapa mereka harus bicara seperti itu~ gue sekilas mendengar dari program dakwah di televisi saat gue lewat ruang keluarga sepulang membawa makanan dari dapur.. katanya: JUJURLAH MESKIPUN JUJUR ITU PAHIT..
Gue menghela nafas, kejujuran mereka memang pahit. Lalu gue mulai berselancar di internet mengenai kejujuran. Akhirnya gue dapet hadis ini.

"Sesungguhnya berlaku jujur itu memberi petunjuk kepada kebaikan. Sedang kebaikan itu memberi petunjuk kepada taman surga. Seorang yang gemar pada kebenaran akan dicatat pada sisi Allah sebagai seorang shiddiq (seorang yang membenarkan agama dengan penuh keyakinan)."

Gue lupa, bahwa apa yang dikatakan mereka adalah kejujuran yang harus diungkapkan. Kejujuran akan memberi petunjuk pada kebaikan, mungkin itulah yang akan membawa kebaikan ke gue. Mungkin itu terbaik buat gue. Tanpa itu, gue nggak akan tau apa kekurangan gue. Ya, untuk itu gue sangat berterimkasih.

Tapi tolong kepada orang-orang, jika mau berkata jujur sampaikanlah dengan cara yang benar. Jujur itu penting, meskipun sakit kita tetep harus jujur. Tapi pernah ga lo berpikir bagaimana sakitnya perkataan itu? Maka dari itu lingkupi kata-kata kejujuran itu dengan sebuah keindahan agar dapat mengurangi kepahitan yang dirasakan. Pikirkanlah perasaan orang tersebut, tak mungkin mereka tidak merasakan sakit.. Bukan berarti tidak boleh berkata jujur, lo harus jujur, tapi sampaikan kejujuran dengan cara yang dapat membuat rasa sakit itu seminimal mungkin..

Segitu aja kisah gue. Thanks udah mau baca ni artikel hingga detik ini. Untuk mereka, gue udah ga papa sekarang. Tapi sekali lagi gue minta tolong, kalau mau jujur buat luka yang ditimbulkan lebih kecil lagi ya.... Soalnya gue bisa aja emosi lalu membetot rambut kalian. Hehe.. 

Annyeong!

Jujur itu penting, namun jujurlah pada tempatnya dan dengan cara yang dapat meminimalisir luka..
~Taerin Shin~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar